Alasan Tidak Boleh Makan Sambil Berdiri

Malam Minggu kemarin aku dan AA menghadiri resepsi pernikahan teman AA di sebuah hotel. Tak terlalu banyak tamu yang ada di resepsi itu karena konon katanya AA, acara itu hanya untuk keluarga dan teman dekat saja. Katanya resepsi sederhana, tapi karena diadakan di hotel tetap saja terkesan mewah.

Sebenarnya aku sudah berusaha menolak bujukan AA untuk hadir. Jujur saja, aku lebih suka acara pernikahan yang dilakukan di rumah. Lebih terasa keakrabannya walaupun aku tidak mengenal tamu yang lain.

Berada di tengah orang-orang yang tidak aku kenal timbul juga minderku. Aduh, siapalah diriku ini? Apalagi aku tak terbiasa menghadiri acara di hotel seperti ini, jadinya kikuk, salah tingkah sendiri. Hahaha, jelata banget sih aku!

Dengan mengusung standing party, masing-masing tamu membentuk kelompok mereka sendiri. Tak peduli dengan kehadiranku karena memang mereka tak mengenalku. Serangan bete membuat senyumku tak setulus biasanya. Pun ketika AA bertemu dengan temannya dan mengenalkanku kepada mereka, tak dapat mencairkan kekikukanku.

makan sambil berdiri

Masih tentang standing party, kursi yang disediakan panitia luar biasa terbatasnya. Sehingga kursi yang ada seolah-olah jadi rebutan. Sepertinya setiap mata berusaha mencari kursi kosong. Buktinya setiap ada yang meninggalkan kursi, dengan segera kursi itu terisi kembali. Memang lama-lama berdiri membuat betis terasa pegal ya.

Alasan Makan Tidak Sambil Berdiri


Dan alasan yang paling membuatku tak nyaman dengan standing party adalah saat makan. Sebagai guru TK Islam, aku selalu mengingatkan anak-anak dengan, "Ayo anak-anak, La takul ko iman. Janganlah makan sambil berdiri". Tapi di standing party, kalau tidak mau makan sambil berdiri maka laparlah. Jadi merasa dosa. Kalau anak-anak tidak boleh, apalagi gurunya kan?

Makanan yang disediakan memang terlihat menggugah selera, tapi karena makan sambil berdiri jadi kehilangan nafsu makan. Entahlah dengan orang lain, karena mereka terlihat sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu. Halah, emang akunya saja kampungan ya.

Tapi ah, jika suatu saat nanti akulah sang tuan rumah, maka standing party tidak termasuk dalam konsep resepsi yang kuinginkan. Biar saja dibilang kampungan, yang penting akunya nyaman. Lagi pula Islam sudah mengatur adab dalam menikmati makanan. Salah satunya yaitu La takul ko iman "Janganlah makan sambil berdiri". Jadi menurutku wajar saja kalau aku tidak pernah suka dengan konsep standing party. Karena konsep itu bertentangan dengan yang kuyakini dan kuajarkan kepada anak-anak.
ouo.io - Make short links and earn the biggest money