Aku Seorang Pelacur

Waktu sekolah teman-temanku kebanyakan cowok. Hingga pada suatu hari aku diajak ke tempat club dugem, katanya biar "gaul". Awalnya aku menolak, namun karena rasa sosial akhirnya aku mengiyakan.

Hari itu menunjukkan jam 10 malam. Aku tiba di sebuah club malam dan salah satu temanku mengajakku joget sambil mendengarkan musik DJ. Beberapa saat kemudian, ada teman cowok yang menawarkan minuman keras. Aku sempat menolak, namun karena gengsi dan dianggap rugi kalau belum coba, hingga akhirnya aku meminumnya.

Satu, dua, tiga, empat tegukan kepalaku mulai pusing. Melihat sekeliling ruangan rasanya seperti gempa. Mau berdiri susah.

Waktu menunjukkan jam 12 malam. Tiba-tiba tubuhku terasa digerayangi oleh sesuatu. Sontak aku kaget, karena ternyata yang menggerayangiku adalah jari tangan salah satu teman cowok. Aku melarangnya hingga aku pun langsung berdiri dan ingin pergi dari tempat itu.

Namun apa daya, saat berdiri kepalaku terasa sangat pusing. Hingga dayaku untuk pergi tidak bisa aku lakukan. Jemari temanku tak bisa aku tepis lagi, karena yang menggerayangi tubuhku sudah lebih dari satu orang.

Salah seorang teman mencium bibirku, aku merasa saat itu ada yang aneh di otakku. Ingin menolak tapi merasa menikmati. Hingga akhirnya aku dibawa ke sebuah kamar di salah satu ruangan club itu.

4 orang temanku yang membawaku ke kamar. Di atas kasur empuk aku dibaringkan sembari tangan mereka mulai menggerayangi tubuhku hingga ke organ vitalku. Entah rasanya aneh, aku menikmatinya. Hingga akhirnya tingkat asusila teman-teman bejatku melebihi batas wajar. Malam itu aku sudah resmi tidak perawan lagi, pelakunya ada 4 orang.

Esok paginya aku bangun, 4 orang temanku masih tidur. Namun saat aku lihat di lantai kamar pakaianku berceceran, dan saat melihat tubuhku yang sudah tidak lagi tertutup satu benang pun aku menangis.

Tanpa kata aku langsung mengenakan pakaian dan langsung pergi ke luar dari club tersebut.

Sampai di rumah aku hanya bisa menangis di dalam kamar. Orang tua menyuruh makan dari balik pintu kamar aku hanya bilang, "tidak nafsu makan". Hatiku terasa hancur dan ingin rasanya waktu itu aku bunuh diri.

Tiba-tiba, ada pesan WA (Whatsapp) dari salah satu temanku yang juga menjadi pelaku asusila akan tubuhku semalam. Ia mengirimi aku sebuah video. Karena penasaran aku buka video itu. Emosi, sedih, marah, penyesalan, dan takut menjadi campur aduk dalam pikiranku setelah melihat video tersebut. Ya benar, video itu adalah aku yang semalam diperkosa teman-teman cowok.

Aku bilang kepadanya untuk menghapusnya, namun sayang ia tidak ingin menghapus dan malah mengancamku. Ia mengancam bahwa video tersebut akan disebar jika 2 hari lagi tidak dapat memuaskan nafsu se*s-nya. Dan akan menghapus jika ia telah terpuaskan.

Melihat pesan itu aku merasa gila. Spontan, aku menangis dan memukul-mukul kepalaku dengan tanganku. Aku syok dan mati kutu. Bagaimanapun video itu harus segera dihapus. Akhirnya aku mengiyakannya.

Selang beberapa hari memuaskan hasrat temanku dan video juga telah dihapus, tiba-tiba salah satu teman cowok yang lain juga mengirimi video yang sama. Dan pesan ancaman sama seperti yang sebelumnya. Aku merasa bingung, ingin rasanya meloncat dari jendela kamarku yang berada di lantai dua.

pelacur wanita malam nakal

Aku masih ingat, waktu itu aku sudah ngese*s dengan lebih dari 10 cowok akibat video itu. Rasanya aku sudah seperti pelacur tanpa bayaran sepersenpun.

Kini, aku benar-benar menjadi pelacur. Aku yang sekarang telah menikmati akan gairah se*s entah dengan om-om girang dan lelaki yang ingin menikmati tubuhku. Ibaratnya, se*s adalah candu untukku. Pernah suatu ketika ditawari main film untuk kategori dewasa, dengan lawan main anak-anak. Namun aku tolak. Alasannya karena walau aku seorang pecandu se*s, aku tetap memilih lawan main yang juga dewasa.

*Cerita ini hanyalah fiktif belaka karangan sang admin. Jika ada persamaan dengan kalian, itu hanya serba kebetulan semata.
ouo.io - Make short links and earn the biggest money